Wasiat Para Ulama: Bagaimana Cara Memahami Al-Quran dan Al-Hadits

Dalam khutbah terakhir haji (Hajji Wada) Rasulullah mengirim pesan kepada umat Islam.

Ungkapan yang sangat terkenal ini harus menjadi pedoman bagi seluruh umat Islam agar tidak tersesat.

“Dan sejujurnya, aku meninggalkanmu ketika kamu terjebak di tempat di mana kamu tidak bisa salah. Artinya, Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya (Al-Hadits) ... "

Jadi kita umat Islam dipaksa untuk mengandalkan Al-Qur'an dan Sunnah (Hadits) dalam semua urusan kita.

Namun, kita harus menyadari bahwa kita hidup di zaman dan tempat yang sangat berbeda dengan zaman nabi saat ini.

Padahal Al-Quran dan Hadits saat ini merupakan teks yang perlu dipahami dalam konteks yang berbeda.

Padahal, ratusan tahun setelah wafatnya Nabi, banyak terjadi penambahan ajaran Islam dalam bidang ibadah. Banyak ritual asing, yang tidak ada pada masa Nabi, adalah hal biasa dalam masyarakat modern.

Di negara-negara selain Jazirah Arab, percampuran tersebut seringkali mengarah pada kohesi agama.

Jadi kita umat Islam harus berdiri teguh dan kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan Hadist.

Namun untuk memahami Al-Qur'an dan Al-Hadits dengan benar, kita tidak bisa memahaminya secara sembarangan.

Kita harus memahaminya melalui pemahaman yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Pemahaman yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah pemahaman para sahabat Rasulullah SAW.

Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat 100 Surat Tawba.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini, tonton tutorial video ini dengan cermat:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak